Yumi´s Cell, Kisah Yumi dan Sel-Sel dalam Tubuhnya

Yumi´s Cell, Kisah Yumi dan Sel-Sel dalam Tubuhnya

Sebagai seseorang yang sudah punya pasangan, aku seriiiing buanget berantem sama pasangan karena hal-hal sepele. Sesepele aku nanya bagusnya pakai baju warna atau model apa sama pasangan, trus dipilihin, dan end up-nya aku pakai baju dengan warna dan model yang berbeda dari yang dipilihkan. Alasannya ya karena terlihat gendut lah, udah keseringan dipakai lah, nggak sesuai tema, dll.

Perempuan dan laki-laki tuh kadang punya sudut pandang yang berbeda dalam banyak hal. Jangankan perempuan-laki-laki, yang sesama perempuan pun kadang bisa memandang sesuatu berbeda. Karena apa? Ya banyak hal. Bisa karena nilai yang dianut, pengalaman hidup, lingkungan, dll.

Sama halnya dengan memahami anak-anak khususnya toddler. Sebagai ibu, aku tuh pengennya ngerjain apa-apa cepat beres, rumah rapi, dan anak anteng. Sedangkan anakku, lihat aku lagi cuci piring aja narik bangku kecil buat ikutan bilasin barang pecah belahnya.

[irp posts=”374″ name=”Ali & Ratu-Ratu Queens, ketika Orang Lain Jadi Ibu dan Ibu Jadi Orang Lain”]

Yang ada di pikiranku adalah anak-anak ngeribetin karena gangguin emaknya buat menyelesaikan sesuatu dengan cepat. Sementara yang ada di pikiran anakku mungkin saja ´ada air dan perabotan rumah, aku mau ikutan kayak ibu´ atau ´aku mau bantu ibu, ah!´. Sedangkan di mata kita apa yang dia lakukan akan berisiko bikin pekerjaan rumah makin lama selesainya, akan ketambahan pekerjaan bersihin busa dan air yang muncrat-muncrat, plus ngeri kalau ada piring atau gelas yang pecah. Tapi ya itulah, pemikiran orang, bahkan sesepele kita sama anak kita yang berasal dari gen yang sama pun berbeda.

Makanya, dalam penelitian subjektif yang pernah aku lakukan saat skripsi, tidak ada simpulan yang salah dan benar. Yang ada adalah hasil akhir akan berbeda karena tentu saja pisau bedah yang dipakai setiap orang akan berbeda, tergantung pengalaman, pandangan hidup, nilai, keyakinan, dll. Di situlah uniknya sebuah pemikiran. Kayak drama yang satu ini yang membedah pemikiran orang dengan penggambaran animasi yang menggemaskan, Yumi´s Cell.

Sinopsis Yumi´s Cell

Drama: Yumi’s Cells (English title)
Revised romanization: Yumiui Sepodeul
Hangul: 유미의 세포들
Director: Lee Sang-Yeob
Writer: Lee Dong-Gun (webcomic), Song Jae-Jung, Kim Yoon-Joo, Kim Kyung-Ran
Network: tvN, TVING
Episodes: 14
Release Date: September 17 – October 30, 2021
Runtime: Friday & Saturday 22:50
Language: Korean
Country: South Korea

Kim Yumi (Kim Go Eun) adalah seorang pekerja kantoran biasa. Sehari-hari ia terbiasa berkutat dengan kesibukan rumah-kantor tanpa ada hubungan percintaan. Yumi juga bukanlah orang yang ekspresif. Tapi di balik ketidakekspresifannya itu, di dalam dirinya ada banyak sel-sel yang mengendalikan segala tindak-tanduk dan pemikirannya.

Hanya ada 1 sel dalam diri Yumi yang tertidur lelap selama beberapa tahun ini yaitu sel cinta. Sel cinta koma karena Yumi pernah mengalami trauma. Selain trauma karena pernah diselingkuhi dan ditinggalkan pacarnya, Yumi juga kurang beruntung dalam percintaan selanjutnya. Pria yang ia sukai, Ugi, juniornya di kantor, ternyata sama sekali nggak menyukainya meski Yumi sudah berusaha cukup maksimal buat menarik perhatian Ugi.

Hingga akhirnya suatu hari dalam sebuah kencan buta, ia bertemu dengan Goo Woong (Ahn Bo Hyun), seorang pengembang game yang berpenampilan cuek dan apa adanya. Di pertemuan pertama mereka, Woong berusaha mengesankan Yumi. Namun, Yumi yang pernah mengalami kegagalan cinta berkali-kali masih bimbang dalam menentukan tindakan selanjutnya.

Beruntung, Woong tidak menyerah. Ia terus mendekati Yumi hingga akhirnya sel cinta Yumi yang koma pun bisa terbangun kembali. Woong berhasil mengesankan hati Yumi. Woong dan Yumi pun menjalin hubungan cinta.

Sama halnya dengan Yumi, Woong juga punya sel-sel yang mempengaruhi tindakan dan pemikirannya. Nggak jarang, sel yang mendominasi bertolak belakang dengan sel dalam tubuh Yumi hingga akhirnya membuat mereka jadi memiliki pemikiran yang kontra dan berujung berantem.

Sama halnya dengan kisah cinta pasangan pada umumnya, Yumi dan Woong berkencan, pergi ke suatu tempat bersama, nonton, bahkan menghadapi tantangan pihak ketiga. Terutama Yumi yang sering cemburu dengan Sae Yi, teman kantor Woong.

Walaupun telah lama berpacaran, Yumi dan Woong tetap punya pemikiran dan prioritas yang berbeda. Sel yang mendominasi pikiran mereka atau bagaimana saat mereka mengambil keputusan. Lalu dengan prioritas yang berbeda ini, apakah akan membuat hubungan Yumi dan Woong bertahan untuk selamanya? Atau mereka justru akan berpisah suatu hari karena perbedaan itu?

Review Yumi´s Cell

Drama Korea is on another level dalam hal-hal tertentu. Meskipun ide drama ini dari webtoon (karena cerita mengadaptasi cerita webtoon), tapi menggabungkan drama live action dengan animasi menjadikan angin segar buat para pecinta drakor. Apalagi animasinya lucu dan menggemaskan. Ibaratnya nih drama jadi gula-gula di antara banyaknya drakor bertema dark di tahun 2021 lalu.

Kalau dilihat sekilas, Yumi´s Cell ini drama yang lucu dan menggemaskan karena sel-sel dalam otak digambarkan dengan animasi. Mana animasinya lucu-lucu lagi. Kayak sel nafsu, digambarkan nggak pakai celana, sel cinta pakai baju warna pink, sel makan yang ukurannya besar, dsb.

Tapi jauh dari itu, drama ini tuh pengen ngasih lihat ke penonton kalau tiap orang tuh punya sel-sel di otak yang menggerakkan mereka untuk berpikir, berbicara, dan bertindak seperti apa. Sel yang mendominasi tiap orang pun akan berbeda. Dan itulah uniknya otak dan pemikiran manusia. Sama kayak penelitian subjektif, yang hasil akhirnya nggak ada yang salah atau benar karena semuanya bisa dilihat dari sudut pandang yang berbeda.

Nggak heran sih walaupun rating drama ini terbilang kecil, tapi ahli kesehatan jiwa di Korea Selatan mengapresiasi dramanya karena bisa membedah bagaimana otak dan pemikiran manusia dengan ilustrasi yang lucu dan menggemaskan.

Kim Yumi (Kim Go Eun) sebagai tokoh utama dari drama ini digambarkan sebagai orang yang nggak eskpresif, banyak pertimbangan di otaknya, dan kadang overthinking. Mewakili pemikiran banyak kaum perempuan. Saking lamanya berekspresi dan ngambil keputusan, kadang aku sendiri sampai gemes sama Yumi. Pengennya apa tapi yang keluar apa.

Yumi ini digambarkan sebagai gadis kantoran biasa. Jujurly, sebenarnya aku biasa aja sama Kim Go Eun dan bahkan kurang begitu tertarik lihat drama-drama dia sebelumnya walaupun lawan mainnya aktor-aktor beken. Karena ya emang bukan tipe aktris perempuan Korea Selatan yang aku suka dari wajahnya.

Tapi di drama ini, dia malah kelihatan cantik banget sih menurutku. Apalagi kalau udah pakai baju kantoran, padahal simpel banget cuma celana jeans, kemeja, atau sweater tapi auranya keluar. Dia nggak perlu bersanding dengan aktor yang punya nama besar di sini untuk menonjolkan dirinya. Yumi sudah menonjol dengan sendirinya. Apalagi model rambutnya juga lucu banget. Saking lucunya, aku sampai potong rambut kayak Yumi dan rajin olahraga lagi biar punya body sebagus Yumi.

Sedangkan Woong (Ahn Bo Hyun) yang digambarkan sebagai pacar Yumi di season ini adalah laki-laki yang lempeng, cuek dengan penampilan, penyayang, tapi harga dirinya tinggi banget. Woong adalah penggambaran laki-laki pada umumnya khususnya mereka yang bergelut di dunia IT. Makanya suamiku tuh hampir kayak Woong sifatnya. Tapi karena sudah menikah ya banyak yang berubah karena adaptasi dengan pasangan.

First impression aku sama karakter Woong ini (jauh sebelum Yumi´s Cell tayang sampai tamat) adalah pemeran utama cowok di drama ini pengangguran apa yak? Hahahaha. Soalnya di drakor kan kita biasa disuguhi dengan pemeran utama pria yang penampilannya perlente dan pekerjaannya bergengsi. Sebutlah pengusaha, CEO, jaksa, polisi, atau dokter. Orang yang bekerja di bidang IT pun kayak Nam Dosan nggak sekucel Woong, wkwkwk.

Tapi aku suka sih akting Ahn Bo Hyun ini. Di waktu yang hampir bersamaan, karakternya berbeda antara di Yumi´s Cell dan My Name karena 2 drama ini tayangnya berdekatan. Sementara itu, aku pernah lihat akting dia sebelumnya di Her Private Live ya hampir sama lah karakternya sama Woong ini, rada ngang-ngong tapi masih pinteran Woong, haha.

[irp posts=”767″ name=”Her Private Life, Tentang Dua Sisi Hidup Seseorang”]

Lha bayangin aja, di pertemuan pertama Woong dengan penampilannya yang ikonik itu, dia cuma pakai kaos oblong, celana pendek, sandal jepit, rambut gondrong, dengan jenggot kayak ikhwan. Kek gembel, asli deh. Tapi ya begitu sih emang orang IT, apalagi yang nggak bekerja di corporate.

 

Kayak suamiku aja, selama 2 tahun WFH ini ´baju kerja´-nya di rumah ya kaos buluk, celana pendek, rambut awut-awutan, dan dulu malah mandinya cuma sekali sehari. Sementara kalau di kantor pun, dia pakai celana jeans, kaos oblong, sama sandal jepitan aja. Nggak ada tuh kemeja, suit resmi, jas, atau batik tiap harinya. Kalaupun ada seragam kantor hanya dipakai sesekali di acara spesial kantor.

Banyak yang bilang juga, Woong ini pria idaman banget karena bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Istilah kerennya adalah husband material-lah. Tipikal pria yang diidam-idamkan sama perempuan zaman sekarang.

Ya, siapa sih yang nggak mau punya suami atau pasangan yang mau berbagi tugas rumah dari bebersih sampai masak, aku juga mau. Tapi husband material juga bukan itu aja. Laki-laki yang nggak bisa mengerjakan pekerjaan rumah tapi bisa urus anak juga husband material, kok. Suamiku nggak bisa masak, malas bersih-bersih, nggak pernah cuci piring selain piring yang dia pakai tapi dia jago mengurus anak dari nyuapin, mandiin, sampai cebokin kalau lagi pup.

Tapi buatku, kalau sosok seperti Woong ini dijadikan suami dengan segala sifatnya akan susah. Kalo udah berumah tangga, orang akan berubah dan beradaptasi. Yang tadinya gengsian diturunin perlahan, yang nggak jujur dengan segala alasannya harus mulai transparan, termasuk juga soal prioritas. Karena seiring berjalannya waktu prioritas pun berubah, semua hal berubah menyesuaikan.

Bayangin aja lah kalo kayak Woong ini yang harga dirinya termasuk tinggi dan end up-nya malah jadi bohong ke pasangan atau nutupin segala sesuatunya, akan bikin runyam dan jadi bom waktu dalam rumah tangga. Apalagi soal keuangan. Karena hakikatnya rumah tangga adalah saling jujur, termasuk soal keuangan dan pekerjaan. Aku sih menyayangkan ya. Padahal di tahap ini, mungkin aja Yumi akan maklum dan mendukung Woong buat bangkit kembali. Sayang, Woong pengennya keep dan menyelesaikan semuanya sendiri.

Makanya pas endingnya Yumi dan Woong sepakat dengan keputusan mereka, ya udah lah emang menurutku yang terbaik begitu. Biar Yumi-nya juga nggak capek memahami pemikiran Woong dan Woong juga punya space buat berpikir dan bekerja.

Dan di antara banyak scene, pemikiran, dan tindakan Yumi-Woong itu, nggak lepas dari peran sel yang merupakan bagian ynag mendominasi pengambilan keputusan di otak. Kalau mau milih, yang paling sensasional pastilah sel nafsunya Yumi dan Nafsusaurus punya Woong. Karena nafsu tuh digambarin kayak sel-sel itu yang lepas dari penjara, nggak bisa dikendalikan, haha.

Selain kehidupan Yumi dan Woong, yang seru juga buat diikuti adalah kehidupan teman-teman kantor Yumi. Porsi kemunculan mereka pas, nggak menutupi Yumi sebagai tokoh utama cerita,  tapi bikin penasaran. Kayak Ugi yang secara tersirat bilang kalau dia suka seseorang tapi bukan Yumi dan (kemungkinan) bukan wanita serta Ruby yang masih setia ngejar Ugi karena belum tahu fakta yang sebenarnya kayak apa.

Atau Bobby yang juga bikin penasaran sebenarnya dari awal (pas dia masih pacaran) udah suka atau naksir Yumi atau baru mulai nyadar suka pas udah putus sama pacarnya? Bobby ini baru deh sosok pria-pria di drakor yang ganteng perlente pakai jas dan suit yang rapi. Tapi kalau dia emang udah mulai suka Yumi pas masih pacaran, ya aku big no no. Itu tetap aja namanya selingkuh. Kenapa nggak diselesaikan dulu pacarannya baru deh suka sama Yumi.

So far, walaupun ringan drama ini sama sekali nggak ngebosenin. Ceritanya realistis, menggambarkan bagaimana sebuah perjalanan pacaran dan membedah pemikiran-pemikiran orang. Pas banget buat ditonton saat santai karena nggak bikin nagih per episodenya tapi juga tetap bikin kita pengen nonton kelanjutannya. Nah loh gimana tuh?

Konon, Yumi´s Cell akan berlanjut hingga season 2 dengan laki-laki berbeda yang akan jadi pasangan Yumi. Katanya sih, Yumi akan mengalami percintaan  beberapa laki-laki sebelum akhirnya berakhir pada seseorang yang bernama Soonrok, seperti di webtoon-nya. Kita tunggu aja lah, yuk!

0 Comments
Previous Post
Next Post