Mine, Kisah Menantu Keluarga Kaya Mempertahankan Miliknya

Mine, Kisah Menantu Keluarga Kaya Mempertahankan Miliknya

Ada pepatah Jawa yang bilang ‘ urip iku sawang sinawang’ yang artinya hidup itu saling melihat. Kadang apa yang kita lihat dengan mata kepala sendiri saat itu juga menjadi penentu dari kesimpulan keseluruhan. Padahal mah nggak. Melihat hidup itu bukan hanya yang terlihat dari kasat mata, tetapi lebih dari itu.

Familiar nggak sama kasus-kasus kayak gini:

Si A sering upload foto dan instagram mesra banget sama suami dan anaknya, eh tiba-tiba mereka cerai. Atau Si B family man/woman banget, sayang sama pasangan dan anak-anaknya trus jadi panutan keluarga, eh tiba-tiba ditangkap polisi karena narkoba. Atau si C yang kaya raya, tampilannya di medsos selalu bahagia, eh ternyata pernah depresi.

Sering kan? Sering banget.

Sering kita lihat lalu nge-judge si A bahagia hanya karena bergelimang harta dan si B menderita karena berkekurangan. Padahal mah nggak selalu. Orang kaya juga punya masalah, bahkan kadang lebih ruwet atau malah nggak kejangkau sama otak kita. Kayak drama yang satu ini yang menceritakan kehidupan sebuah keluarga konglomerat di Korea dengan segala masalahnya, Mine.

[irp posts=”374″ name=”Ali & Ratu-Ratu Queens, ketika Orang Lain Jadi Ibu dan Ibu Jadi Orang Lain”]

Sinopsis Drama Mine

Drama: Mine
Revised romanization: Mine
Hangul: 마인
Director: Lee Na-Jeong
Writer: Baek Mi-Kyeong
Network: tvN
Episodes: 16
Release Date: May 8 – June 27, 2021
Runtime: Sat. & Sun. 21:00

Mine berkisah tentang perjuangan 2 perempuan yang menjadi menantu keluarga chaebol (konglomerat Korea) dalam melindungi apa yang menjadi miliknya dan menemukan kebahagiaannya masing-masing.

Seo Hee Soo (Lee Bo Young), seorang mantan aktris papan atas yang menjadi istri Han Ji Yong, putra ketiga Presiden Han. Hee Soo yang cantik dan berkepribadian hangat sangat dicintai ayah mertuanya. Keluarganya bahagia apalagi dilengkapi dengan 1 anak sambung dari sang suami hingga akhirnya seseorang dari masa lalu Ji Yong datang.

Jung Seo Hyun (Kim Seo Hyung) merupakan istri anak pertama keluarga Han, Han Jin Ho. Ia adalah perempuan bangsawan, pintar, dan berkelas yang memimpin sebuah galeri seni. Sayangnya, ia harus terjebak dalam pernikahan dengan seorang pecandu alkohol. Anak sambungnya, Han Soo Hyuk, yang digadang-gadang menjadi penerus Hyowon Group pun memiliki hubungan yang tidak baik dengannya.

Mereka tinggal di kawasan elite dengan segala privilege dan keistimewaan yang dimilikinya. Hingga suatu hari kediaman ini dikejutkan dengan adanya kasus pembunuhan. Sebuah mayat tergeletak bersimbah darah di lantai. Kasus pembunuhan ini membuka satu per satu tabir kehidupan keluarga Han. Lalu, siapakah yang membunuh dan terbunuh? Apakah 2 menantu ini mampu bertahan di dalam keluarga Han yang penuh intrik?

Review Drama Mine

Kesan pertamaku saat nonton drama ini adalah, wuaaahh the real keluarga sultan. Bayangin aja, air yang mereka minum aja dari lelehan es Antartika. Udara yang mereka hirup, kadar oksigennya juga lebih tinggi dari oksigen yang biasa dihirup rakyat jelata. Belum lagi rumahnya yang kayak pulau sendiri, dari rumah satu ke rumah lainnya harus naik mobil golf. Trus wardrobe terutama wardrobe-nya Bu Jung dan Hee Soo udah kayak peragaan busana branded. Dah lah, rakyat jelata kayak aku mampunya nonton aja.

Pernah kubaca di suatu portal Korea, sutradara drama ini emang pengen menggambarkan chaebol yang berbeda dan naik kelas dalam drama. Dan yaaa, menurutku sukses dalam segi properti. Mana ada iklan Kopiko nampang segala, jadi brand ini kesannya dimakan para chaebol di Korea sana kalau lagi puyeng mikirin kebanyakan duit.

Kalau lihat sinopsisnya mungkin ada banyak yang ngira ini drama thriller atau pembunuhan. Nggak, sama sekali bukan. Memang ada adegan pembunuhan yang jadi pembuka sekaligus kunci narasi cerita, tapi fokusnya bukan cuma itu. Banyak pesan tersirat tentang parenting, self love, sampai emotional management dari drama ini.

[irp posts=”341″ name=”Find Me in Your Memory, ketika Dua Ingatan Beririsan”]

Alur dari drama ini maju mundur. Jadi perhatikan betul keterangan waktu yang biasanya ada di awal scene. Karena kalau nggak, kita bakalan bingung. Konfliknya juga beragam tetapi kunci konfliknya memang teka-teki soal mayat yang ditemukan oleh Suster Emma di kediaman keluarga Han.

Tiap tokoh dalam drama ini menurutku nggak ada yang benar-benar baik, nggak ada yang benar-benar jahat. Semua anggota keluarga punya permasalahan dan pergulatan diri mereka masing-masing. Itulah kenapa walaupun bergelimang harta, permasalahan orang kaya kadang lebih rumit dari kita yang sekadar mikir besok uang gajian udah tipis dan mau makan apa. Mereka punya uang dan harta tapi kadang merasa kesepian, terbeban, dan bahkan rasa bersalah yang bertahan dalam waktu yang lama.

Secara garis besar, konflik utamanya terbagi jadi 2. konflik keluarga Hee Soo diawali dengan masuknya Lee Hye Jin yang menyamar dengan identitas Kang Ja Kyung dan menjadi tutor anak semata wayang mereka, Han Ha Joon.

Kang Ja Kyung yang ternyata punya masa lalu dengan Ji Yong jadi pembuka tabir dan tabiat anak ketiga keluarga Han itu. Awalnya aku sebal sama Ja Kyung ini karena kok kayak pelakor. Mana tatapan mata, gesture, sama kelakuannya di awal-awal ngeselin dan berlagak sok nyonya besar. Udah malas aja lihat kalau konfliknya seputar perpelakoran. Eh ternyata aku salah. Di akhir-akhir aku malah suka trio Hee So, Bu Jung, dan Hye Jin ini, badass banget mereka. Trus Hye Jin juga jadi sosok yang lovable di akhir-akhir.

Sementara suami Hee So sendiri kayak jadi orang yang problematik banget dan pemicu masalah di drama ini. Kelakukannya emang dakjal banget tapi kalau dilihat lebih dalam sebenarnya dia kasihan. Dia jadi ‘monster’ karena perbuatan orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Ji Yong yang diabaikan, merasa tidak seharusnya dilahirkan, dan dibesarkan dengan kekerasan akhirnya jadi sosok monster yang menakutkan.

Berbeda lagi dengan konflik keluarga Bu Jung. Ia sebenarnya orang yang paling tertekan batinnya di keluarga ini. Lha bayangin aja dia kerja maintain Hyowon Group, harus bertahan di pernikahan yang nggak dia inginkan sama sekali, suami kerjaannya mabuk dan selingkuh, sedangkan anaknya benci dia dan memberontak sampai nggak mau jadi penerus Hyowon karena suka sama pembantu rumah mereka. Gimana nggak puyeng si Bu Jung ini?

Sementara Bu Jung punya rahasia besar yang terpendam dan jadi beban. Selama bertahun-tahun rahasianya ini dia pendam. Hingga akhirnya suatu hari dia berani speak up soal rahasia besarnya ini terutama pada suami dan berbesar hati menemui cinta masa lalunya. Ia juga akhirnya mengikhlaskan anak tirinya, Soo Hyuk, nikah sama ART rumah mereka karena di masa depan dia nggak mau anaknya terbeban kayak dia karena nggak mendapatkan apa yang ia inginkan dan hidup dalam kepura-puraan.

[irp posts=”74″ name=”Before We Get Married, Lika-Liku Cinta sebelum Pernikahan”]

Perjuangan Bu Jung ini sampai akhirnya dipanggil ‘Eomma’ beneran sama anak sambungnya dan keberaniannya speak up soal rahasia besarnya ke sang suami bikin aku terharu banget. Rasanya pas scene-scene-nya, aku juga bisa merasakan beban yang hilang dari pundak sebagaimana beban Bu Jung yang akhirnya satu persatu berkurang.

Selain Hee Soo dan Bu Jung, tiap anggota keluarga Han juga punya masalah dan masa lalu.

Direktur Han yang udah tua dan sakit-sakitan masih terbayang Kim Mi Ja, gundiknya yang juga ibu Ji Yong yang sudah meninggal. Nih bapak tua emang sumber dari segala masalah di keluarga Han, wkwk.

Nyonya Yang, istri direktur Han, temperamental banget dan tega main tangan sama pegawai rumahnya. Trus dia juga sebal sama suaminya karena selingkuh dan harus membesarkan anak dari selingkuhannya.

Jin Ho yang juga anak pertama nggak becus apa-apa. Kerjaannya cuma gosok kupon lotre, selingkuh, sama mabuk. Istri pertamanya kabur karena saking nggak tahan sama kelakuannya.

Jin Hee yang merupakan anak kedua keluarga Han temperamental banget kayak ibunya. Dia tega melakukan kekerasan sama karyawannya hanya karena masalah sepele. Kalau marah, barang-barang di rumahnya dilemparin sampai pecah bahkan kadang suaminya ikut dilempar barang. Padahal tuh barang-barang mahal. Sama halnya dengan Jin Hoo, Jin Hee juga nggak begitu becus mimpin perusahaan.

Ji Yong yang merupakan anak terakhir dan anak angkat keluarga Han pintar dan terlihat seperti sosok yang sempurna sebagai bapak dan suami. Tapi ternyata nggak. Dia menyimpan jiwa monster menyeramkan di dalam dirinya.

Belum lagi sosok Tuan Muda Soo Hyuk yang murung melulu dan nggak bahagia. Bahagianya dia sama Yu Yeon, ART rumah mereka. Sementara Yu Yeon hidupnya miskin dan keluarganya penuh hutang. Kisah 2 orang ini kayak cerita Cinderella.

Trus pembantu-pembantu rumah mereka juga nggak ada yang benar-benar baik. Si A bisa jadi mata-mata anggota keluarga A, si B bisa jadi orang bayaran anggota keluarga B, si C nyolongan, dll. Pokoknya bikin kita yang nonton jadi suudzon deh.

Belum lagi Suster Emma yang kalau dilihat bawannya bikin pengen suudzon muluk. Lha gimana nggak, ini rohaniawan tapi pake tas kremes alias Hermes.

Trus Kang Ja Kyung alias Lee Hye Jin yang awalnya ngeselin banget, udah kayak pelakor kelakukannya. Eh ternyata pas di akhir-akhir justru dia jadi sosok penyayang.

Tapi dari semua tokoh dan scene, aku paling suka kalau udah scene  Jin Hee. Entah itu scene dia sama suami, ibu, atau teman-teman Al Kitab-nya, lucu aja gitu. Dia jadi pemberi warna dalam drama ini biar nggak serius-serius amat. Adegan yang paling bikin ngakak kalai Jin Hee udah marah dan mengendalikan emosi dengan cara yang Suster Emma ajarkan yang seolah-olah dia lagi gendong bayi.

“Saat marah, perlakukan amarahmu seperti bayi dan gendong mereka di punggungmu. Lalu berjalanlah ke depan dan belakang 3 kali”

Itu tips si Jin Hee, mungkin bisa dipraktikin buat yang emosian kayak dia.

Udah gitu, Jin Hee ini kalau udah ngomong English sama teman-teman Al Kitab-nya tuh asyik banget aksennya. Kelihatan kek sosialita banget. Soalnya jarang kan percakapan drama Korea yang banyak English-nya.

Kalau ditanya akting pemainnya gimana, ya udahlah ya karena yang main pemain senior udah nggak diragukan lagi aktingnya. Kalau di antara mereka ada yang masuk nominasi Baeksang tahun depan ya jangan heran.

 

Sayangnya ada scene yang menurutku terlalu lebay. Kayak scene pas Hee Soo keguguran sampai darahnya ngucur banjir di lantai, dalam hati aku bilang itu apa nggak kehabisan darah sampai banjir gitu? Setahuku sebagai orang yang pernah keguguran berkali-kali, darah yang keluar biasanya gumpalan, pun nggak banyak sampai ngucur. Kalaupun banyak juga palingan kayak orang haid yang merembes ke baju, bukan darah segar ngucur kayak air hujan. Eh, apa kegugurannya orang Korea lain dari yang lain ya?

Trus ada satu scene di mana Hee Soo jalan masuk rumah pakai heels yang ada swarovski-nya, pas continuity masuk rumah pakai heels warna putih polos nggak ada swarovski-nya. Entahlah itu mataku yang blereng apa emang kesalahan proses produksi.

But, overall drama ini layak banget untuk ditonton. Konfliknya elegan dan mudah dipahami. Bukan tipikal drama pembunuhan ruwet kayak Penthouse. Tonton aja dulu, sambil ngayalin rasanya minum air lelehan es Antartika.

 

0 Comments
Previous Post
Next Post