Fishbowl Wives, Kisah Perselingkuhan dan Ranjang Dingin Pernikahan

Fishbowl Wives, Kisah Perselingkuhan dan Ranjang Dingin Pernikahan

Familiar kan kita dengan kehidupan seorang publik figur yang rumah tangganya goals banget eh ternyata tiba-tiba cerai dan video perselingkuhannya tersebar. Atau lihat kehidupan orang yang kaya raya, bisa vakansi terus ke luar negeri, kehidupannya terlihat sempurna banget, eh tiba-tiba ketangkap polisi karena harta kekayaannya didapat dari sesuatu yang nggak benar.

Familiar banget kan?

Kalo kata orang Jawa, urip iku sawang sinawang. Kita nggak ngerti hidupnya orang lain kayak gimana. Apalagi zaman sekarang ada social media yang bisa mem-framing seperti apa hidup yang mau kamu perlihatkan pada orang lain. Bukannya nggak percaya yang terlalu sempurna, tapi yang too good to be true memang terkadang layak dicurigai. Kayak kisahnya si Simon Leviev di Tinder Swindler yang jadi pelajaran banget buat para perempuan khususnya.

[irp posts=”1054″ name=”The Tinder Swindler, Khayalan Para Gadis yang Berubah Jadi Mimpi Buruk”]

Seperti halnya hidup, banyak orang melihat hanya dari bungkusnya. Kalau bungkusnya bagus, dalamnya belum tentu bagus. Itu pelajaran yang aku dapat dari menonton drama yang satu ini, Fishbowl Wives.

Sinopsis Fishball Wives

Drama: Fishbowl Wives
Romaji: Kingyo Tsuma
Japanese: 金魚妻
Director: Michiko Namiki, Hiroaki Matsuyama, Aya Narakino
Writer: Kurosawa R (manga), Fumi Tsubota, Miyako, Tomomi Matoba
Network: Netflix
Episodes:
Release Date: 2022
Runtime:
Language: Japanese
Country: Japan

Hiraga Sakura tinggal di sebuah apartemen mewah di mana di sana ada anggapan, semakin tinggi lantainya semakin tinggi pula kedudukannya. Maka, saat pesta ulang tahunnya yang bersamaan dengan pembukaan cabang baru salon yang dirintisnya bersama sang suami, ia hanya mengundang penghuni dari lantai 15 ke atas.

Terlihat mewah dan berkelas, penghuni apartemen dengan lantai di atas 15 sebenarnya punya kisah dan rahasia sendiri tentang hubungan rumah tangganya. Seorang peramal yang juga tinggal di lantai atas apartemen bisa menerawang ‘ranjang dingin’ dari penghuni khususnya yang hadir di pesta ulang tahun Sakura. Ia pun menyarankan agar mereka memelihara ikan mas, yang dipercaya bisa membawa keberkahan dan kehangatan kembali dalam rumah tangga. Sakura adalah salah satu perempuan yang meyakini itu.

Hiraga Sakura yang terlihat mesra dan bahagia dengan sang suami, Hiraga Takuya, ternyata punya kisah memilukan. Sang suami gemar selingkuh bahkan dengan tetangganya sendiri dengan alasan Sakura mandul. Selain itu, Hiraga Takuya juga sering melakukan KDRT pada Sakura. Sakura pun mencoba banyak cara agar rumah tangganya kembali harmonis termasuk memelihara ikan mas.

Sakura pun menjadi berteman dengan Toyoda Haruto, si penjual ikan mas. Tanpa ia sadari, pertemuannya dengan Haruto lama-kelamaan memberikan kesan tersendiri untuknya. Hingga akhirnya saat puncak pertengkarannya dengan Hiraga, Sakura pun kabur dan tinggal di tempat Haruto.

Shimura Yuka ingin sekali memiliki anak dari sang suami, Shimura Minoru. Sayangnya, Minoru menolak untuk punya anak karena ia baru saja membeli hunian dan memilih untuk konsentrasi bekerja. Akibatnya, Minoru selalu menolak untuk berhubungan badan dengan Yuka. Yuka yang putus asa bertemu dengan Jun, mantannya yang paling brengsek dan justru terjebak dengan hubungan perselingkuhan dengan Jun.

Hokabe Taro terlihat seperti suami yang sangat beruntung di mata Tsuta Shinji. Sang istri cantik, Hokabe Noriko, pintar memasak dan selalu membawakannya bekal makan siang ke kantor. Tanpa orang lain ketahui, Noriko sangat kesulitan untuk berhubungan seksual dengan sang suami karena Taro memiliki fetish yang aneh dan sulit ia penuhi. Hingga akhirnya Shinji datang untuk jadi ‘obat’ bagi fetish Taro tetapi justru Noriko semakin tertarik dengan Shinji.

Sanada Saya yang tinggal di lantai 3 apartemen selalu merasa inferior dan berbeda dunia dengan penghuni lain. Ia tertutup bahkan memilih tidak hadir di pesta ulang tahun Sakura saat sang suami, Sanada Sota, mati-matian untuk mendapatkan undangannya. Sejak menikah, Saya merasa terasing. Apalagi Sota, suaminya selalu sibuk sendiri dan lama-kelamaan tidak ada kesempatan untuk menghabiskan waktu berkualitas dengan Saya.

Taguchi Hisako selalu sakit kepala apabila sudah mulai mendengar topik soal perselingkuhan. Ia tinggal hanya berdua dengan sang anak karena sang suami tak pernah pulang bekerja. Hingga akhirnya ia bertemu Baba, merasa nyaman dengannya, dan hubungan mereka pun berlanjut lebih jauh. Tanpa ia sadari, Baba adalah orang yang pernah ada dalam kehidupannya dan punya andil dalam penyakit pusing yang sering ia derita.

Hakozaki Yuriha pernah berselingkuh dengan Hiraga Takuya. Ia dan suaminya pun berencana untuk pindah dari apartemen ke rumah tapak bersama sang mertua. Yuriha yang terlihat menyebalkan karena pernah berselingkuh dengan Takuya, nyatanya adalah seorang istri yang sering disepelekan suami dan mertua. Sang mertua juga pernah menertawakan Gojo Momoki, tukang bangunan yang mengerjakan renovasi rumahnya karena kekurangan fisik sang tukang bangunan. Padahal Yuriha pun punya kekurangan yang sama. Ketidaknyamanan Yuriha bersama suaminya membuat dia berselingkuh bukan hanya dengan Takuya tetapi juga dengan Momoki.Tiap perempuan di apartemen punya masalah sendiri dengan rumah tangganya. Termasuk Sakura yang jadi ‘bintang’ di apartemen ini. Lalu bagaimanakah kisah mereka selanjutnya menghadapi permasalahan rumah tangga dan ranjang yang semakin dingin?

Review Fishbowl Wives

Aku pernah baca di suatu portal Korea, Takeru Satoh, artis Jepang yang berperan sebagai Tendo Sensei di drama Love Last Forever, ingin industri drama Jepang lebih dikenal kayak Korea.

[irp posts=”739″ name=”Hometown Cha Cha Cha, Drama Terakhir Kim Seon Ho?”]

Lalu pas aku telusuri di kolom komentar ada beberapa netizen yang bilang “Ubah dulu pengambilan gambarnya soalnya kalo nonton dorama kayak nonton film jadul warnanya kusam” atau “style rambut aktornya suka aneh, masih ada yang model jamet kayak tahun 2000-an” atau “masa iya ceritanya pegawai kantoran cowok tapi rambutnya tetap model sasakan”. Pas baca, sumpah aku antara mengiyakan dan ketawa sendiri.

Gini lho, aku udah lamaaaa banget nggak nonton dorama. Mungkin terakhir nonton Itazurana Kiss zaman jebot kali ya. Trus nonton lagi ya doramanya Tendo Sensei itu. Basically ceritanya lumayan enjoyable tapi aku hah hoh hah hoh kek keong pas lihat model rambut pemerannya, cara bicaranya, kreativitas scenenya yang tiba-tiba tokoh utama yang digambarkan sebagai Nona Pahlawan pakai baju kek mau perang, tone warnanya yang kusam kek drama jadul padahal Jepang negara yang berwarna (nggak kayak Korut) dan maju, trus terakhir angle kameranya karena aku lihat di suatu adegan ada yang treatment kameranya kayak kameramen tempatku dulu kerja mau mulai SOT (sound on tape).

Makanya aku bingung pas banyak teman yang merekomendasikan dorama itu dan bilangnya bagus (termasuk akun drama Asia juga). Aku baru ngerti bagusnya cerita setelah 2-3 kali nonton. Tapi tetap nggak sreg sama segala macam style, pengambilan gambar, sampai tone warnanya.

Pas lihat drama ini pun nggak jauh beda. Tone-nya masih kayak kekuningan bukan yang memberi kesan hangat tapi lebih ke kusam atau jadul. Tapi yang membedakan, stylenya sudah agak bagus karena mungkin set-nya adalah keluarga kaya. Sementara untuk make up, dorama Jepang tuh keknya emang mengusung make up natural ya? Bahkan kadang aku ngeliat pemainnya sambil bertanya dalam hati “Ini di-make up-in nggak sih?”

Trus soal rambut, emang masih ada model rambut nyentrik ala drama Jepang tapi dorama ini much much much better. Nggak ada pria berambut jigrak, sasakan, atau jamet penggambaran langsung yang mirip sama komik. Tapi ya masih ada yang model rambutnya kayak rambut Takuya yang menurutku kusut nggak beraturan, padahal dia pemilik salon dan usianya udah bapak-bapak alias bukan yang masih muda lagi. Mungkin model rambut kayak gini biasa aja atau malah lagi tren di Jepang ya?

Secara cerita, Fishbowl Wives ini mengusung tema yang dalam dan lumayan berat menurutku. Bukan cuma soal rumah tangga, ranjang dingin, dan perselingkuhan. Tapi lebih ke gimana posisi perempuan di Jepang khususnya setelah mereka menikah.

Well, sebagai negara maju Jepang masih ‘Asia’ banget di dorama ini di mana peran istri mengerjakan pekerjaan domestik dan berada di belakang laki-laki tuh nyata adanya. Kukira, sebagai negara maju di Asia yang mana passpornya terkuat di dunia dan kerjasamanya hampir ada di tiap negara, Jepang tuh udah kayak Eropa. Ternyata nggak. Patriarkinya juga masih kuat.

Walaupun diasosiasikan dengan kehidupan para keluarga di apartemen yang cukup mewah, tapi jangan harap kita bakal melihat kehidupan ala sosialita di sini. Apartemen tuh digambarkan kayak masyarakat dan letak lantai tempat tinggal diibaratkan kayak strata sosialnya. Makanya di sini disebutin, semakin tinggi lantainya semakin tinggi pula strata sosialnya termasuk soal kekayaan.

[irp posts=”403″ name=”Mine, Kisah Menantu Keluarga Kaya Mempertahankan Miliknya”]

Persoalan rumah tangga, perselingkuhan, perbedaan pendapat pasangan suami istri, KDRT, fetish seorang suami, hingga gimana posisi seorang istri dalam rumah tangga yang notabene kadang nggak divalidasi emosi dan kemauannya digambarkan di dorama ini. Tiap pasangan punya masalah yang berbeda tetapi masih dalam satu benang merah.

Sedangkan ikan mas diibaratkan sebagai gambaran seorang istri. Ikan mas akan terlihat indah jika berada di tempat dan air yang jernih. Ikan mas juga mampu berenang dengan tenang jika lompat dari akuarium. Kayak istri-istri di dorama ini yang nyatanya bisa survive setelah mereka mencari kebahagiaannya sendiri dengan berani untuk keluar dari keadaan saat ini yang membuat mereka bahagia.

Perselingkuhan dalam dorama ini digambarkan sebagai jalan keluar dari masalah rumah tangga. Sebenarnya aku nggak setuju kalau perselingkuhan diibaratkan sebagai jalan keluar karena nyatanya selingkuh bukannya menyelesaikan masalah tapi nambah ruwet. Di drama ini pun begitu, tiap karakter akhirnya mendapatkan ganjarannya dari perselingkuhan. Jadi, soal perselingkuhannya aku emang nggak setuju tapi keberanian mereka untuk keluar dari lingkungan yang bikin nggak nyaman atau toxic adalah hal yang patut diacungi jempol.

Sakura Hiraga (Ryoko Shinohara), sebagai female lead di sini digambarkan adalah sosok istri yang hampir sempurna. Dia cantik, anggun, mendukung bisnis suaminya, kaya raya, rumah tangganya terlihat harmonis walaupun di dalamnya ternyata menyimpan borok. Suaminya gemar berselingkuh dan KDRT hanya karena Sakura nggak bisa punya anak. Sedih banget deh, harga dan nilai perempuan cuma dinilai dari bisa atau nggaknya dia punya anak.

Toyoda Haruto (takanori Iwata), pemilik toko ikan mas, adalah tipikal pemuda FTV SCTV. Dia baik hati, ganteng, bikin orang senyum, perhatian, kerjanya punya toko ikan mas padahal aslinya anak pengusaha kaya raya. Dia punya koneksi masa lalu dengan Sakura makanya rela menolong Sakura dari suaminya sampai bela-belain berantem sama keluarganya.

Hubungan Sakura dan Haruto ini emang kayak noona-dongsaeng alias yang cewek lebih tua. Makanya pemerannya pun dipilih yang umur ceweknya lebih tua. Tapi walaupun begitu gap umurnya nggak kelihatan jauh. Dan Ryoko Shinohara yang katanya top A list aktris di Jepang emang kelihatan awet muda, badannya bagus, dan aku suka akting dia. Takuya Hiraga (Masanobu Ando) adalah sosok suami yang pantesnya dibuang di tong sampah. Dia nggak ada sisi positifnya sama sekali. Udah mah selingkuh mulu, temperamental, menilai perempuan hanya dari kemampuannya punya anak, songong, suka main tangan, dan masih banyak lagi. Pokoknya aku gedek banget sama Takuya ini. Makanya pas dia kena karma akibat selingkuh dan KDRT rasanya pengen ngapokin.

Warning! 21+

Dorama Jepang tuh kadang eksplisit banget menggambarkan adegan seks. Tapi aku sungguh speechless nonton dorama ini. Bahkan dari scene pertama kita akan disuguhi adegan seks yang benar-benar mencengangkan karena pantat dan puting bertebaran di mana-mana. Udah kayak ngeliat film bokep atau adegan seksual di depan mata.

Iya paham ini Netflix juga, tapi ya gimana donk. Aku biasa lihat drama Korea yang kalau adegan seks tuh semacam pakai teknik kamera. Jadi jatuhnya tuh bikin penasaran dan nggak vulgar. Trus aku juga penonton drama China yang sopaaann banget, di mana ciuman aja nggak sampai kokop-kokopan apalagi adegan seks. Dahlah paling cuma di bawah selimut doang. Bahkan Reza Rahardian juga bilang, di film Indonesia atau series yang dia bintangi biasanya adegan seks itu pakai koreografi. Jadi penggambarannya masih enak dilihat tanpa mengurangi pesan cerita kalau mereka sedang berhubungan intim.

[irp posts=”1000″ name=”Layangan Putus, TWOTM-nya Indonesia?”]

Tapi nonton dorama ini hampir di tiap episode-nya ada adegan seks yang emang kayak nude. Jadi kadang jatuhnya malah eneg karena kebanyakan adegan seks yang eksplisit. Udah berasa lihat film Barat aja. Malah di adegan ranjang banyak ku-skip karena ya vulgar banget.

Endingnya???

Buat yang soal perselingkuhan, aku lumayan puas untuk beberapa endingnya. Apalagi ending buat Takuya yang akhirnya kena ‘azab’. Sakura juga akhirnya bisa bangkit dan nggak jadi perempuan menye-menye lagi. Dia bisa menentukan tujuan hidupnya meskipun aku rada kecewa sama ending kisah dia dan Haruto.

Sementara untuk perempuan-perempuan yang lain, ada yang memang endingnya sesuai ekspektasi tapi ada juga yang ironis banget. Tapi so far, mereka akhirnya bisa menemukan kebahagiaan mereka sendiri meskipun tetap ada yang bahagia versi mereka ya bukan hal yang baik dan patut dicontoh.

So buat kalian yang pengen melihat bagaimana posisi perempuan yang sudah menikah di Jepang khususnya dan mungkin kejadian kayak gini juga banyak terjadi di Indonesia juga, bisa nonton dorama ini. Asal jangan kaget aja kalau banyak adegannya yang sangat vulgar.

1 Comment
Previous Post
Next Post