One Ordinary Day, Satu Hari Apes yang Mengubah Hidup Selamanya

One Ordinary Day, Satu Hari Apes yang Mengubah Hidup Selamanya

Pernah ngikutin sidang kasus kopi sianida-nya Jessica Kumala Wongso nggak? Capek banget kan? Sekali sidang berjam-jam, disiarin di banyak televisi nasional (awalnya aku ingat banget hanya Kompas TV yang nyiarin tapi lama-lama jadi banyak TV), berbulan-bulan, mendatangkan banyak saksi, dan nggak ada satu pun bukti konkret yang menunjukkan Jessica menaruh sianida di kopi Mirna. Even itu CCTV pun ternyata kehalang. Dan Jessica sama sekali nggak mengaku kalau dia membunuh Mirna.

Alot banget lah saat itu. Apalagi sidangnya jadi perhatian publik se-Indonesia. Mana pengacaranya sempat ganti dan dua kubu, baik itu kubu Mirna ataupun Jessica sama-sama vokal soal kasus ini. Nggak ada fakta yang benar-benar menunjukkan secara langsung Jessica memberikan sianida ke kopi Mirna termasuk ketepatan waktunya. Semua data dikatakan atas penelitian saksi ahli.

Publik juga dibikin geram karena ada beberapa bukti kayak celana jeans Jessica yang dipakai saat minum kopi ternyata dibuang dan penyidik nggak menemukan itu. Belum lagi pernyataan dan mimik muka Jessica yang saat itu dianggap nggak ada rasa penyesalan sama sekali. Lalu masa lalu Jessica yang akhirnya dikorek habis. Seru banget deh. Saat itu publik dikasih tontonan hukum gratis.

Untungnya nih, Jessica ini tajir. Jadi dia bisa sewa pengacara mahal sekelas Otto Hasibuan yang kuat berargumen. Beda cerita kalau dia kayak Agus Tay di pembunuhan Engeline di Bali. Pria yang bahkan ibunya aja nggak bisa baca dan rumahnya nggak tersalur listrik harus rela menghadapi proses hukum karena dianggap ikut dalam proses pembunuhan gadis cilik itu. Lolos dari jeratan hukuman seumur hidup, Agus tetap divonis 10 tahun penjara. Ini juga karena akhirnya Hotman Paris turun tangan jadi kuasa hukumnya secara probono.

Melihat banyak kenyataan dan drama hukum di Indonesia, teringat lagi bahwa bidang yang satu ini tuh punya sisi dark sendiri. Nggak semua orang mau itu tersangka, terdakwa, atau terpidana bisa mendapatkan hak dan fasilitas enak layaknya koruptor saat berhadapan dengan masalah hukum. Kayak kisah yang satu ini, One Ordinary Day.

Sinopsis One Ordinary Day


Drama: One Ordinary Day (English title) / One Day (literal title)
Revised romanization: Eoneunal
Hangul: 어느날
Director: Lee Myung-Woo
Writer: Kwon Soon-Gyu
Network: Coupang Play
Episodes: 8
Release Date: November 27, 2021 
Runtime:
Language: Korean
Country: South Korea

Kim Hyun Soo (Kim Soo Hyun) adalah mahasiswa biasa. Suatu hari ia diajak teman-temannya buat pesta ´nakal´ ala anak muda. Setelah berpikir di rumah, Hyun Soo pun menyanggupi buat datang ke tempat temennya. Alih-alih pakai sepeda, kendaraan yang biasa dia pakai ke kampus, Hyun Soo justru secara diam-diam ´mencuri´ taksi milik ayahnya.

[irp posts=”533″ name=”Nevertheless, Kisah Bocah Ndableg Jatuh Cinta”]

Di tengah jalan, seorang perempuan bernama Hong Gook Hwa (Hwang Se On) masuk ke dalam taksi yang dikendarai Hyun Soo. Walaupun Hyun Soo sudah bilang bahwa taksi itu tidak beroperasi, Hong Gook Hwa tetap naik dan bahkan mengajak Hyun Soo ke beberapa tujuannya. Tujuan terakhir mereka adalah rumah Hong Gook Hwa.

Di rumah Gook Hwa, setelah minum, menggunakan narkoba, dan bermain permainan ekstrem tusuk pisau, mereka berdua melalui malam yang panas di atas ranjang. End up-nya, Hyun Soo terbangun di atas sofa di lantai bawah. Saat Hyun Soo akan pamitan, ia sadar bahwa Gook Hwa sudah meninggal bersimbah darah dengan banyak luka tusukan.

Panik karena melihat korban pembunuhan, Hyun Soo mencoba melarikan diri. Sayangnya kunci taksinya ketinggalan di rumah Gook Hwa hingga ia harus memecahkan jendela untuk masuk kembali. Saking paniknya juga, dia membawa pisau yang dipakai mereka untuk main permainan ekstrem, menjatuhkan inhaler miliknya, dan berusaha menghilangkan bekas darah di atas meja pantry.

Sial bagi Hyun Soo, di tengah pelariannya malam itu ia bertemu polisi yang patroli untuk memeriksa pengendara yang berada dalam pengaruh alkohol. Sayangnya, karena kendala alat uji, Hyun Soo harus dibawa ke kantor polisi karena saat itu polisi yang bertugas harus merapat ke TKP pembunuhan yaitu rumah Gook Hwa. Singkat cerita, setelah menunggu di kantor polisi untuk pemeriksaan alkohol, Hyun Soo malah dituduh jadi tersangka pembunuhan Gook Hwa.

Hyun Soo yang cupu tak tahu harus bagaimana. Ia harus menghadapi kenyataan semua bukti mengarah padanya saat ia sendiri tidak ingat apa yang terjadi malam itu. Di tengah kebingungannya, muncul pengacara Shin Joong Han (Cha Seung Won), pengacara kelas 3 yang nantinya akan membantunya dalam kasus ini.

Dalam perjalanan untuk mengumpulkan bukti dan menemukan siapa pembunuh asli Gook Hwa, Hyun Soo harus mengalami pedihnya kehidupan penjara yang mengubah hidupnya. Sementara pengacara Shin Joong Han menemui banyak intrik dalam sistem peradilan.

Review One Ordinary Day

Jarang-jarang nih aku ngikutin drakor genre kriminal yang dark gini, tapi nyoba icip drakor yang katanya dibintangi sama aktor bayaran 6M dan ternyata malah nagih, euy!

Btw, ini drakor remake dari serial BBC Criminal Justice. Yang aku baca, bahkan serial aslinya sendiri mendapat banyak penghargaan dan di-remake di beberapa negara kayak India dan US. So, karena ceritanya remake udah pasti bagus. Kayak The World of The Married yang juga remake serial BBC, dr. Foster.

First of all, aku mau komentar soal aktingnya Kim Soo Hyun. Jujur, ini drama Kim Soo Hyun pertama yang aku tonton sampai habis. Sebelumnya, ada drama It´s Okay Not To Be Okay yang sempat booming tahun 2020 yang dibintanginya juga tapi aku nggak nonton sampai habis. Lagian saat itu aktingnya menurutku malah ketutup sama Seo Yea Ji. Makanya aku masih bingung kenapa nih orang bisa dilabeli sebagai artis termahal.

Tapi pas lihat serial ini dan tokoh Hyun Soo, aku tahu kenapa akhirnya Kim Soo Hyun dibayar mahal. Karena ya emang aktingnya meyakinkan banget. Aku aja sampe kebawa perasaan.

Pas lihat Hyun Soo sok tengil bawa kabur taksi ayahnya, aku kesel.

Pas lihat dia jadi bocah alay yang kayak baru sekali ketemu cewek trus matanya ijo, dikasih apa-apa mau, disuruh apa-apa nurut, sampai akhirnya ena-ena bareng, aku yo geram.

Pas lihat Hyun Soo ketakutan di kantor polisi dan penjara, aku yo ikutan sedih.

Pas lihat Hyun Soo masuk penjara dan di-bully sama napi lain, aku yo ikutan ngenes.

Pas lihat Hyun Soo dicecer sama polisi dan jaksa sampai bengek, aku yo ikutan sesak nafas.

Pas lihat Hyun Soo akhirnya potong poni dan tatapan matanya berbeda dari sebelumnya di sidang, aku yo jadi curiga sama dia.

Pokoknya, perasaanku ikutan teraduk-aduk pas lihat Hyun Soo ini. Worth it dan jadi pembuktian juga kalau dia layak dibayar 6M per episode.

Belum lagi kalau lihat orang tuanya, duh lah makin ngenes. Dari serial ini aku pertama jadi pengen peluk anakku. Yang kedua, jadi pengen ngajarin dia buat jujur apapun itu kondisinya termasuk kalau, naudzubillah ya, dia mau nakal.

Sementara itu, pengacara Shin Joong Han ini pengacara kelas 3 yang nanganin kasus receh dan hampir nggak lulus ujian pengacara. Tapi serecehnya Shin Joong Han ini, yang kelihatan di mataku justru dia pintar hanya saja slengean. Nggak seblunder pengacara-pengacara receh di Indonesia yang you know lah siapa aja dan gimana pernyataan-pernyataan yang keluar dari mulutnya.

Buktinya, saat Hyun Soo dites kebohongan di Badan Forensik Nasional, Joong Han yang menggertak Seo Soo Jin dan ngasih tahu soal UU Pengacara (kalau nggak salah) saat itu. Jadi di mataku pengacara Shin ini sama sekali nggak bodoh.

Btw, aku kurang ngerti deh kenapa dermatitis atopik-nya pengacara Shin ini disorot banget. Dari artikel yang aku baca, remake versi Korea ini mirip dengan remake yang versi US di mana di situ juga disorot banget penyakit dermatitis atopiknya si pengacara.

Dari serial ini, aku jadi ngerti dan melihat banyak banget perbedaan soal hukum di Indonesia dan bagaimana pemberitaan suatu perkara di media. Well, ini ya dilihat dari sudut pandang aku yang mantan jurnalis ya.

Kalau misalnya kasus begini ada di Indonesia, udah pasti nih ya sidangnya akan diliput banyak media secara LIVE. Di belakang pembatas ruang sidang (di belakang kursi saksi) akan ada banyak tripod media dan wartawan yang pada duduk ngampar atau di kursi pengunjung, memenuhi ruangan buat memberitakan sidang. Secara nih pembunuhan sadis banget dan menyedot perhatian publik, kan? Trus udah nggak ada itu namanya privasi tersangka, semua media pasti mengorek sampai ke akarnya.

Kalau di drama ini, wartawannya masih sopan, pengacaranya juga menjaga privasi tersangka. Bukan malah show off dan safari wawancara dari satu media ke media lain. Sementara jaksa akan jarang tersorot. Berkebalikan dengan drama ini, jaksanya malah ´masang´ banget buat diwawancara wartawan.

Kalau di Korea, walaupun semua bukti mengarah ke tersangka tapi ketika nggak ada pengakuan atau bukti langsung dari tersangka maka masih bisa dimintakan pertimbangan juri walaupun pada akhirnya keputusan final ya di hakim. Ya gimana lagi orang sistem peradilannya menganut sistem juri. Tapi kalau di Indonesia walaupun nggak ada pengakuan tersangka atau fakta hukum, asalkan semua bukti mengarah ke tersangka plus keterangan saksi, saksi ahli, petunjuk, dll mengarah ke tersangka udah pasti sidang bisa dilanjutkan karena hakimlah yang memiliki wewenang penuh.

Trus kalau di Indonesia, Hyun Soo ini nggak akan tiba-tiba bisa bebas gitu aja. Paling nggak dia akan dikenakan UU Lalu Lintas karena mengemudi dalam pengaruh alkohol, atau UU Psikotropika karena ketahuan pakai narkoboy, atau malah didakwa lalai sehingga menghilangkan nyawa orang lain karena pas lihat Gook Hwa bersimbah darah dia malah langsung lari. Kayak Agus Tay di kasus Engeline aja, dia yang kayaknya sepele cuma ngubur korban aja dapat hukumannya 10 tahun penjara.

Di antara banyak perbedaan sistem hukum dan bagaimana pemberitaan bekerja, ternyata ya namanya bobroknya dalaman sistem peradilan itu nyata adanya di tiap negara kayaknya. Hanky panky tuntutan antara jaksa dan pengacara nyata adanya, mereka yang nggak berdaya akan sangat lemah di hadapan hukum, hukum tumpul ke atas tapi tajam ke bawah, sampai pengacara yang aji mumpung ambil kasus entah karena viral atau mau meraup untung.

Belum lagi kelamnya kehidupan penjara yang sepertinya sama aja. Tahanan atau napi kasus pelecehan seksual yang kastanya paling rendah dan jadi bulan-bulanan di sel, narkoba dan telepon yang bebas, sistem perpeloncoan dengan raja-raja kecil di penjara, sampai sipir yang mata duitan dan akhlakless. Mau itu di Indonesia atau Korea, pada bae alias sama aja.

Bedanya adalah, Hyun Soo udah SOPAN selama persidangan tapi tetap dihukum, guys! Hahahaha

Untuk sebuah serial kriminal dengan cerita yang bagus, kalau ditelaah ulang drama ini terlalu banyak coincidence atau kebetulan dan juga keberuntungan deh. Dari awal Hyun Soo masuk sel polisi, untung dan kebetulan banget ketemu pengacara Shin yang akhirnya mau jadi pengacaranya dan fight buat kasus ini.

Belum lagi kebetulan, istri pengacara Shin kok ya pas banget kerja di Badan Forensik dan di bagian yang essential (kayaknya penyidikan ya) jadi bisa ikut campur tangan penyelidikan. Bukan di bagian ecek-ecek, admin atau keuangan gitu misalnya. Trus pas kasusnya ditangani kantor pengacara besar (Bumhan), rookie pengacaranya masih punya hati dan mau fight buat kasus Hyun Soo, bukan yang lepas tangan gitu aja ketika bosnya menyerah.

Belum lagi pas di penjara, Hyun Soo beruntung banget ketemu dan dilindungi Do Ji Tae yang juga semacam raja kecil di lapas. Jadi kalau mau diapa-apain, Do Ji Tae tiba-tiba datang jadi penyelamat. Kalau nggak gitu, dari awal Hyun Soo dah metong kali di penjara dikerjain sama Park Doo Shik kayak teman sekamarnya yang bunuh diri.

Hyun Soo juga beruntung banget punya teman sekamar ahjussi yang dewasa dan ditakuti sama napi lain. Jadi dia nggak jadi bulan-bulanan banget-banget sama napi senior lain. See? Banyak banget kebetulan dan keberuntungannya yang akhirnya mengarahkan dia jadi bebas. Coba kalau di dunia nyata, semua keberuntungan ini belum tentu ada.

Btw, dari semua karakter aku paling suka sama istrinya pengacara Shin yang pintar dan punya daya analisis tinggi. Kisah mereka berdua juga lucu, paling nggak jadi hiburan di tengah dark-nya drama ini. Aku jadi penasaran, kenapa mereka cerai. Apa iya karena pengacara Shin saking jorok dan madesunya?

Trus banyak karakter yang kayaknya punya cerita sendiri yang sepertinya menarik kalau dibikin spin off. Kayak Do Ji Tae itu yang walaupun jeleknya ngajarin Hyun Soo pake narkoboy, tapi dia ternyata ngajarin Hyun Soo buat tangguh juga karena dulunya pun dia korban peradilan kayak Hyun Soo juga. Penasaran kisahnya gimana sampai dia akhirnya jadi ditakutin di penjara dan bisa mengendalikan sesuatu dari dalam penjara.

Cerita ahjussi yang sekamar sama Hyun Soo juga bikin aku penasaran. Dia kayaknya orangnya tenang dan religius karena ada salib di kamarnya, trus ditakuti juga sama napi lain. Mukanya pun alim tapi kenapa dia masuk penjara? Trus dia juga yang ngasihin handphone flip Hyun Soo ke Park Doo Shik, katanya untuk bertahan hidup di penjara. Sungguhlah ahjussi ini bikin penasaran.

Soal ending drama ini, kalau dari yang aku baca sih banyak yang kecewa karena endingnya terkesan buru-buru dan nggak jelas kayak kok jaksa dan polisi nggak minta maaf, pengen tersangkanya disiksa juga di penjara, atau gimana kronologi pembunuhannya. Kalau terkesan terburu-buru sih aku bilang iyes karena perjalanan menemukan pembunuh aslinya tuh udah di menit-menit terakhir episode 8.

Trus soal nggak jelasnya kayak kronologi pembunuhannya atau bahkan banyak yang nebak-nebak siapa pembunuhnya, menurutku itu udah nggak penting. Karena point penting drama ini IMHO adalah memperlihatkan bagaimana bobroknya sistem peradilan terhadap mereka yang lemah. Kalau di sini, objek sasarannya adalah Hyun Soo, mahasiswa lembek dari keluarga sederhana banget. Kalau di The Night Of (yang remake US) tokoh utamanya malah dibikin kaum minoritas yaitu imigran Timur Tengah.

Di drama ini, kita akan ditunjukkan sama gimana lika-liku peradilan plus memperlihatkan juga gimana satu hari apes yang akhirnya mengubah hidup seorang mahasiswa biasa. Mungkin bagi penegak hukum dan orang yang lihat, setelah Hyun Soo bebas dari penjara ya udah alhamdulillah karena akhirnya terbukti nggak bersalah. Tapi bagi orang-orang kayak Hyun Soo ini, hidup udah nggak kayak dulu lagi meskipun berstatus bebas dan nggak jadi mantan napi. Tetap aja dia trauma berat, pernah disiksa ramai-ramai, nyobain narkoboy, lihat orang bunuh diri di depan mata, sampai dicap pembunuh dan pemerkosa sama orang senegara.

Dramanya dark dan realistis banget. Kayak soal jaksa dan polisi yang akhirnya menemukan pembuniuh sebenarnya dan penonton ngarepin mereka minta maaf sama Hyun Soo. Sorry to say, di dunia nyata juga kalau ada kasus kayak gini atau malah salah tangkap, jarang banget penegak hukum yang meminta maaf. Apalagi sampai diproses bersalah karena sudah mengadili orang nggak bersalah.

Buat yang suka genre kriminal yang dark dan menegangkan, drama ini worth to watch banget. Episodenya juga singkat cuma 8 episode dan akting semua pemainnya best banget lah.

2 Comments
Previous Post
Next Post