Only for Love, Jatuh Cinta yang Berawal dari Tipu-Tipu

Only for Love, Jatuh Cinta yang Berawal dari Tipu-Tipu

Aku nggak punya TV dan udah jarang banget update berita soal artis Indonesia sampai beberapa hari yang lalu akhirnya lihat di TikTok ada berita emaknya Virgoun yang pacaran sama brondong bikin aku ngelus dada karena gaya pacarannya. Pertanyaannya, emang tuh brondong maunya apa? Apa mau pansos-kah? Atau mau populer kah mumpung anak si emak lagi naik di berita gegara perceraiannya? Atau mau uang dari tante-tante kah?

Aku tahu banyak orang mengejar atau pacaran dengan orang lain bermotif bukan pure cinta. Ada yang karena harta, ada yang emang mau pansos, atau tujuan-tujuan lain. Kayak drama yang satu ini yang berjuang pacaran sama seorang CEO gara-gara biar dapat wawancara eksklusifnya, Only for Love.

Sinopsis Only for Love

Drama: Only for Love
Country: China
Episodes: 36
Aired: Nov 3, 2023 – Nov 22, 2023
Aired On: Monday, Tuesday, Wednesday, Saturday, Sunday
Original Network: Hunan TV, Mango TV
Duration: 45 min.
Content Rating: Not Yet Rated

Zheng Shu Yi (Bai Lu) adalah seorang jurnalis ekonomi di majalah Financial Introduce. Ia bertugas untuk mengejar narasumber eksklusif, Shi Yan (Dylan Wang) yang merupakan CEO muda dari perusahaan investasi Yunchuang. Shi Yan terkenal berprestasi di usia muda namun sosoknya sungguh misterius. Zheng Shu Yi ingin jadi jurnalis pertama yang menulis berita tentang Shi Yan di majalahnya. Sayangnya, Shi Yan sangat susah untuk diwawancara.

Di saat yang sama, Shu Yi putus dengan pacarnya yang kepergok selingkuh dengan seorang gadis muda. Gadis muda selingkuhan mantannya punya paman yang katanya berposisi tinggi di Yunchuang. Shu Yi mengira Shi Yan adalah paman dari gadis tersebut. Dengan alasan ingin membalas dendam sekaligus mendapatkan wawancara eksklusif, Shu Yi berusaha dengan segala cara agar bisa mendekati Shi Yan termasuk dengan pura-pura jatuh cinta dan tertarik padanya.

Shi Yan yang terus-terusan digoda Shu Yi akhirnya luluh juga. Shu Yi berhasil mendapatkan wawancara eksklusif Shi Yan dengan bonus Shi Yan yang mulai jatuh cinta padanya. Hubungan mereka semakin dekat hingga akhirnya Shi Yan tahu bahwa maksud Shu Yi mendekatinya bukan murni karena cinta, melainkan karena pekerjaan dan dendam.

Lalu akankah hubungan mereka bisa berlanjut atau justru kalah dengan kesalahpahaman yang terjadi? Bisakah Shu Yi yang ternyata juga mulai jatuh cinta dengan Shi Yan memperbaiki semua keadaan dan mendapatkan kesempatan kedua dari Shi Yan?

Review Only for Love

Akhirnya drachinan lagi setelah sekian lama, hehe. Jujurly, nonton drachin ini tuh karena rame banget reviewnya di Instagram. jadi aja deh lama-lama teracuni dan nonton juga.

First impression setelah akhirnya aku berusaha menamatkannya adalah klise dan membosankan. Sorry ya dedek Dylan Wang, kamu ganteng tapi emang membosankan ceritanya. Di 20 episode pertama aku berhasil menonton full di setiap episodenya. Tapi di 20 episode pertama itu pula, aku belum menemukan ini inti ceritanya gimana, konfliknya kok belum ada.

Sejujurnya, plot drama ini klise banget, kisah cinta CEO mahasempurna dengan seorang gadis biasa yang cantik. Untung di sini Shu Yi masih digambarkan sebagai seorang jurnalis yang pintar. Jadi, nggak klise-klise banget karakternya. Tapi karakter Shi Yan klise banget. Udah gitu entah kenapa kalau CEO di drama China tuh pasti perusahaannya perusahaan investasi. Buanyak banget drachin yang CEO-nya kek gini. Kenapa sik nggak digambarkan sebagai CEO perusahaan yang unik gitu kayak CEO perusahaan makanan, start up, atau media.

1. Tema ekonomi dan perusahaan yang membosankan

Sumpah lah 20 episode pertama tuh boring karena sebagian besar ngomongin soal perusahaan dan investasi. Aku tahu mungkin drama ini mau mengangkat dari sisi profesi, tapi yang dipotret di dalamnya justru hal-hal yang membosankan. Berbeda dengan memotret drama yang tokohnya berprofesi sebagai dokter, pemadam kebakaran, polisi, atau tentara yang emang biasanya scene profesi mereka seru banget, nah di sini tuh membosankan. Isinya cuma CEO dan jajaran direksi yang rapat dan lobbying dan itu terjadi berkali-kali bahkan hingga episode-episode terakhir.

Setelah melalui 20 episode yang belum menemukan arah cerita, akhirnya episode 20 ke atas banyak yang aku skip terutama adegan rapat, lobbying, sama beberapa couple di drama ini yang menurutku kurang essensial. Akhirnya aku nonton adegan Shi Yan-Shu Yi yang sekiranya nggak membosankan.

Well, sebagai mantan wartawan, desk ekonomi itu selain rumit berita atau mikirnya juga membosankan. Mungkin kehidupan jurnalis ekonomi ini yang mau dipotret sama dramanya. Tapi nyatanya kebosanan dan keruwetan dunia ekonomi jadi benar-benar kerasa di dramanya. Aku sebagai mantan wartawan aja lama-lama malas melihat scene-scene pekerjaan Zheng Shu Yi.

2. Bertabur bintang tapi mubazir

Jujurly, aku nonton drama ini emang karena banyak penyegaran alias pemainnya cakep-cakep. Ini kali pertama aku nonton drama dan akting Dylan Wang dan emang kuakui dia cakep banget. Perpaduan Dylan Wang dan Miles Wei di drama ini tuh ibarat Zhang Bin Bin dan Yang Yang yang berada dalam satu scene di drama Firework of My Heart. Segerrr semua, rasanya mata langsung melek pas lihatnya.

Sayangnya, keberadaan yang ganteng-ganteng ini kukira akan dimanfaatkan lebih jauh potensinya. Kemunculan Miles Wei bahkan di scene-scene awal kukira akan jadi rival karakter pria utama di sini karena emang jadinya akan apple to apple persaingannya dan lumayan seru. Tapi ternyata justru nggak.

Beberapa adegan Miles Wei emang ada yang diplot bareng Bai Lu, tapi ternyata Yu You karakter yang diperankan Miles Wei bukan jadi saingan dari tokoh utama pria. Yang dijadiin saingan justru Yi Yang yang menurutku malah nggak sepadan. Jadi nggak seru aja gitu nontonnya. Mubazir aja gitu karena Miles Wei kan udah jadi lead di beberapa drama tapi di sini malah jadi supporting role yang scene-nya nggak begitu banyak.

3. Nggak semua karakter harus ada pasangannya

Salah satu ciri khas drama China romance tuh hampir semua karakter yang sering muncul dipasangkan, padahal mah kata aku juga nggak perlu. Biarin aja kek ada sad boy atau sad girl-nya karena itu lebih seru dan ngena. Begitu juga drama ini, dari lead, supporting role yang sering muncul, sampai yang nggak penting semuanya jadi couple. Seolah kasihan banget kalau nggak ada pasangannya.

Tokoh utama okelah udah pasti couple, nah ini supporting role-nya udah mah dikasih pasangan, screen time mereka juga banyak. Padahal kan harusnya fokus di lead couple aja. Jangan sampai porsi screen time supporting couple malah dominan daripada lead couple. Kek yang nggak penting aja gitu.

Kayak adegan couple bapaknya Guan Ji sama Tang Yi, atasannya Shu Yi. Ini mah ya udah aja gitu kalau mau diceritain mereka pacaran selintas aja. Nggak usah sampai ada scene panjang mereka lagi ngobrol yang makan durasi lama banget. Begitu juga asistennya Shi Yan sama Kong Nan, temannya Shu Yi. Sumpah ini nggak penting banget sampai muncul dalam screen time yang lumayan lama.

Supporting role yang lain juga nggak semuanya menarik kisah cintanya. Sorry to say, kisah cinta Guan Ji-Shan Shan ngebosenin banget dan aku skip kalau pas adegan mereka. Yang aku tonton paling kisah cinta Yu You-Shi Yue yang terasa menarik buat diikuti.

4. Hal kontradiktif di drama

Aku selalu amazing kalau lihat drakor karena teknologi mereka yang emang udah maju. Ibaratnya, rumah orang biasa aja macam Dong Baek di When The Cammelia Blooms aja udah pakai kunci pintu digital yang mana buat Indonesia itu sesuatu yang canggih.

Segini lihat drakor udah amazing, pas lihat drachin super duper lebih amazing lagi karena bukan cuma disuguhi kemegahan kota dan bangunannya tapi juga teknologinya, dari hape terkini (di drama ini hampir semua karakternya pakai Iphone), teknologi khususnya mobil, sampai setting perkantorannya yang canggih banget (kayak ruangan Shi Yan yang bisa buka nutup sendiri pintunya).

Sayangnya, kecanggihan fasilitas ini kontradiktif banget dengan alur cerita yang mana kantor Shu Yi, sebuah majalah ekonomi paling top, nggak punya portal berita digital. Helloo, ini China lho padahal yang teknologinya maju berpuluh kali dari Indonesia. Meanwhile, di Indonesia aja media bisnis dan ekonomi yang underated kayak kantor suami aku udah punya portal digital yang maju. Apa pers di China dibatasi buat ekspansi media baru sama pemerintah sehingga dia nggak punya portal digital? Ada yang bisa jelasin kah?

5. Karakter yang klise dan membosankan

Karakter Shi Yanadalah karakter klise yang ada di segudang lead male drachin. Udah gitu, karakternya kurang hidup karena terlalu sempurna, kayak too good to be true aja. Karakter yang hidup biasanya yang ada flaw di dalamnya, sedikit ada kekurangan membuatnya terasa seperti manusia. Kalau ini mah nggak, udah mah mukanya ganteng banget sampai kek unreal, kepribadian dan karakternya juga sempurna banget.

Shu Yi pun begitu. Dia cantik, pintar, pekerja keras, sukses di pekerjaan, dan punya keluarga yang bahagia. Sebagai perempuan, dia nggak ada flaw-nya. Perpaduan Shi Yan dan Shu Yi ini di luar nalar banget lah, ya bayangin aja perfect tambah perfect jadinya double kill perfect. Dah lah tak tergapai sama kita.

Selain 5 hal tadi, yang aku sorot sih kemampuan akting aktor-aktrisnya ya. Entah kenapa di drama ini kek kurang greng gitu. Aku udah lama nggak ‘terbang’ ke China dan lagi sering menetap di Korea, pas lihat drachin dan akting aktor aktrisnya jadi kayak jomplang banget dibanding drakor.

Tapi jangan ditanya kalau soal wajah. Artis di drama China wajahnya kek sempurna banget lah. Cantik dan gantengnya kadang di luar nalar. Plus kalau orang tajir di drachin tuh emang benar-benar digambarkan tajir banget, set rumah sampai kantornya tuh mendukung cerita kalau dia orang tajir mampus.

Btw, nggak ngerti kenapa atau ini perasaanku aja, treatment kamera di drama ini bikin pusing. Kadang muterm kadang zoom in banget, kadang kayak meliuk-liuk. Untung artisnya cakep dan ganteng, jadi nggak begitu kerasa gerak kameranya yang kadang bikin pusing. Kalian ngerasa begini juga nggak sih?

So far kalau kalian yang butuh tontonan dan penyegaran pandangan, drama ini cucok karena cast-nya emang cantik dan ganteng semua. Tapi jangan menyesal kalau ceritanya rada bertele-tele dan aktingnya B aja. Skip-skip aja bagian yang sekiranya membosankan dan nggak suka, kalau cuma kisah Shi Yan dan Shu Yi, menggemaskan kok.

Selamat menonton dan baper, ya!

 

 

0 Comments
Previous Post
Next Post